Selasa, 10 Mei 2016

Agresi Militer Belanda II

A.    AGRESI MILITER BELANDA II


Serangan dibuka tanggal 19 Desember 1948. Dengan taktik perang kilat (blitkrieg), Belanda melancarkan serangan di semua front di daerah Republik Indonesia. Serangan diawali dengan penerjunan pasukan payung di Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Adi Sucipto) dan dengan gerak cepat berhasil menduduki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta memutuskan untuk tetap tinggal di ibukota, walaupun mereka tahu bahwa dengan demikian mereka akan ditawan oleh musuh. Alasannya, agar mereka dapat melakukan kegiatan diplomasi dengan pihak Belanda. Di samping itu, Belanda tidak mungkin menjalankan serangan secara terus-menerus karena presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Indonesia dan wakil presiden menteri pertahanan sudah berada di tangan mereka. Sementara itu, beberapa bulan sebelum Belanda melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta, Jenderal Sudirman (Panglima Besar Angkatan Perang) menderita sakit paru-paru yang sangat parah sehingga harus dirawat di rumah sakit dan kemudian dirawat di rumah. Ia berpesan jika Belanda menyerang kembali, maka ia akan memegang kembali pimpinan Angkatan Perang dan memimpin prajurit-prajuritnya melakukan perlawanan gerilya.
Titik Balik Agresi Militer Belanda 2
Dalam waktu satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan mulai memberikan pukulan secara teratur kepada musuh. Seluruh Jawa dan Sumatra menjadi satu daerah gerilya yang menyeluruh. Tekanan terhadap pasukan Belanda ditingkatkan. Penghadangan terhadap konvoi perbekalan tentara Belanda berhasil dilakukan. Serangan umum yang dilaksanakan terhadap kota-kota yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh pasukan TNI. Serangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta di bawah pimpinan Komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto. Pasukan I N I berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Sementara itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menolak kerja sama dari Belanda. Sultan mendukung segala tindakan para pemimpin gerilya. Di samping itu, perjuangan dalam rangka menegakkan kedaulatan Republik Indonesia juga dilakukan di luar negeri. Dengan modal sumbangan pesawat rakyat Aceh, W. Supomo membentuk armada udara komersial vang berpangkalan di Myanmar (Burma). Hasil penerbangan komersial itu dijadikan modal untuk membiayai pemakilan Republik Indonesia di luar negeri. Selain itu, dibuka komunikasi radio antara Wonosari, Bukittinggi, Rangoon (sekarang Yangoon), dan New Delhi.
Agresi Militer Belanda 2 ternyata menarik perhatian PBB, karena Belanda secara terang-terangan tidak mengakui lagi Perjanjian Renville di depan Komisi Tiga Negara yang ditugaskan oleh PBB. Pada tanggal 24 Januari 1949 Dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar Republik Indonesia dan Belanda segera menghentikan permusuhan. Kegagalan Belanda di medan tempur dan tekanan Amerika Serikat yang mengancam akan memutuskan bantuan ekonomi dan keuangan memaksa Belanda untuk kembali ke meja perundingan.
B.    PEMBERONTAKAN PKI TAHUN 1948 DI MADIUN

1.    Latar belakang pemberontakan PKI Madiun


Pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948, yaitu ditandatanganinya perundingan Renville, ternyata perundingan Renville sangat merugikan Indonesia. Maka Amir Syarifuddin turun dari kabinetnya dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Ia merasa kecewa karena kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni 1948. Front Demokrasi Rakyat (FDR) ini didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Pada tanggal 11 Agustus 1948, Muso tiba dari Moskow, semenjak kedatangan Muso bersatulah kekuatan PKI dan FDR dibawah pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin.

Kelompok ini seringkali melakukan aksi-aksinya antara lain :
1.    Melancarkan propaganda anti pemerintah.
2.    Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan misalnya di pabrik karung di Delanggu Klaten.
3.    Melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya dalam bentrok senjata di Solo 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yakni Kolonel Sutarto secara tiba-tiba terbunuh. Pada tanggal 13 September 1948 tokoh pejuang 1945 Dr. Moewardi diculik dan dibunuh.
4.    Gerakan PKI ini mencapai puncaknya pada tanggal 18 September 1948. PKI dibawah pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin melancarkan pemberontakan yang dipusatkan di Madiun dan sekitarnya. Banyak pejabat pemerintah dan tokoh agama diculik dan dibunuh secara sadis. Mereka dibantai oleh orang-orang PKI di soco Gorang Gareng (Magetan) dan Kresek (Madiun). Muso-Amir Syarifuddin kemudian memproklamasikan berdirinya Negara Rapublik Soviet Indonesia.




Susunan pemerintah Negara Republik Soviet Indonesia adalah :

Kepala Negara         : Muso

Kepala Pemerintahan         : Amir Syarifuddin.

Panglima Angkatan Perang     : Kol. Joko Suyono.

Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun.

2.    Penumpasan PKI Madiun

Presiden Soekarno dan perdana menteri M.Hatta mengutuk keras pemberontakan PKI di Madiun. Pemerintah segera melancarkan operasi penumpasan dengan GOM (Gerakan Operasi Militer). Panglima Jendral Soedirman kemudian mengeluarkan perintah harian yang isinya antara lain menunjuk Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono Gubernur Militer Jawa Timur diperintahkan untuk memimpin dan menggerakkan pasukan untuk menumpas pemberontakan PKI di Madiun dan sekitarnya. Pasukan Siliwangi digerakkan dari Jawa Tengah. Brigade mobil dan Gabungan Divisi Jawa Timur digerakkan dari Jawa Timur. Pada tanggal 10 September 1948 keadaan Madiun segera dapat dikendalikan oleh pemerintah Indonesia. Muso tewas diponorogo, Amir Syarifuddin tertangkap di Purwodadi.

C.    PERANAN PDRI ( PEMERINTAH DARURAT REPUBLIK INDONESIA )
Periode tahun 1948-1949 merupakan periode vital dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Pada periode ini, terjadi serangkaian peristiwa penting yang menjadi tonggak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Situasi nasional saat itu sedang mencekam akibat tindakan agresi militer Belanda pada 19 Desember 1948 dan disusul dengan ditawannya Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta serta beberapa tokoh nasional lainnya. Demi mengisi kekosongan pemerintahan dan untuk melawan propaganda Pemerintah Belanda, Menteri Kemakmuran saat itu, Syafruddin Prawiranegara, bersama Teuku Mohammad Hassan kemudian berinisiatif mendeklarasikan terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1948. Pemerintah Darurat Republik Indonesia dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
PDRI yang dipimpin oleh Syarifuddin Prawiranegara berhasil memainkan peranan yang penting dalam mempertahankan dan menegakkan pemerintah RI. Peranan PDRI antara lain sebagai berikut :
1.    PDRI berfungsi sebagai mandataris kekuasaan pemerintah RI dan berperan sebagai pemerintah pusat.
2.    PDRI berperan sebagai kunci dalam mengatur arus informasi, sehingga mata rantai komunikasi tidak terputus dari daerah satu ke daerah yang lain.
3.    PDRI berhasil menjalin hubungan dan berbagi tugas dengan perwakilan RI di India, sehingga terbukalah mata dunia mengenai keadaan RI yang sesungguhnya.
4.    Republik Indonesia menjadi memiliki pemerintahan sementara yang berdaulat, sehingga dapat menggalang dukungan internasional.
5.    Menjadi sebuah upaya strategis untuk mencegah disintegrasi bangsa saat itu.
6.    Menjadi suntikan semangat masyarakat dan upaya menggalang kekuatan yang saat itu sedang terpecah-pecah dalam upaya mengusir Belanda.

http://ristyopradana.blogspot.co.id/2013/01/pdri-penggalan-sejarah-kemerdekaan-yang.html
http://sabenggo1.blogspot.com/2014/01/pemberontakan-pki-tahun1948-di-madiun.html
http://www.asal-usul.com/2009/03/peristiwa-dulu-pemberontakan-pki-madiun.html
http://www.idsejarah.net/2015/02/agresi-militer-belanda-ii.html
http://jagosejarah.blogspot.co.id/2014/09/agresi-militer-belanda-2.html
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI


Anggota Kelompok 3 :

1)    Annisa Nur Hapsari        ( 05 )
2)    Elisa Devi            ( 08 )
3)    Febriyanti            ( 10 )
4)    Imam Muslimah            ( 15 )
5)    Qorik Aisyiatun L.        ( 23 )
6)    Rafifah Fitriastuti        ( 24 )
7)    Siska Andriyani            ( 30 )
8)    Wida Nurani Afifah        ( 33 )

0 komentar:

Posting Komentar