Senin, 11 April 2016

Meneladani Perjuangan Burhanudin Mohammad Diah



Burhanudin Mohammad Diah

   BM. Diah lahir di Kotaraja yang kini dikenal sebagai Banda Aceh pada tanggal 7 April 1917.  Meninggal di Jakarta, 10 Juni 1996 pada umur 79 tahun. Beliau adalah seorang tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat dan pengusaha Indonesia. Selain itu beliau juga bergerak di bidang jurnalistik.
   Menjelang proklamasi kemerdekaan dikenal sebagai tokoh golongan muda yang radikal dengan organisasi yang dipimpin nya yaitu Gerakan Angkatan Baru 45.
   Pendidikannya dimulai di HIS Kotaraja tahun 1929, Mulo di Medan tahun 1935-1937.   Tahun 1935-1937 di Middelbaar National Handels Collegeium di Bandung, di bawah pembinaan dari Dr. Douwes Dekker salah seorang pendiri Indische Partij yang berhasil mengobarkan semangat nasionalismenya. Tahun 1937-1938 menjadi direktur utama Sinar Deli Medan di samping anggota redaksi surat kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta 1938-1939. Pada tahun 1938 menerbitkan majalah Peraturan Dunia dalam Film. Pada tahun 1939-1942 menjadi penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta. .
   Pada saat Jepang menduduki Indonesia, ia termasuk orang yang terkemuka di Jawa. Berkat profesinya dalam bidang kewartawanan, pada tahun 1942-1948 diangkat jadi pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta. Walaupun demikian semangat nasionalismenya tetap ada. Bersama dengan Chairul Saleh, Sukarni, Wikana dan lain-lain sering mengadakan pertemuan dan akhirnya 3 Juni 1945 dibentuklah gerakan Angkatan Baru yang bertujuan "memperjuangkan Indonesia merdeka sekarang juga" dan ia diangkat sebagai ketuanya. Akibat gerakannya ini, dipenjarakan dengan tuduhan melakukan tindakan melawan pemerintah militer Jepang.
   Pada waktu perumusan teks proklamasi di rumah kediaman Maeda, dihadiri dari golongan pemuda, diantaranya BM. Diah. Setelah perumusan teks proklamasi disetujui hadirin kemudian diketik oleh Sayuti Melik akan tetapi konsep teks proklamasi itu dibiarkan begitu saja, oleh karena itu segera diambil dan dicetak oleh BM. Diah untuk disebarkan ke seluruh Indonesia. Pekerjaan tersebut dilakukan para pemuda yang bekerja di kalangan pers di bawah pimpinannya.
   Setelah Indonesia merdeka BM. Diah diangkat sebagai anggota KNIP Malang (1945-1952). Pada tanggal 1 Oktober 1945 ia menerbitkan surat kabar Merdeka. Selanjutnya pada tahun 1952-1955 diangkat menjadi anggota DPRS. Kegiatan beliau dalam pemerintahan terus berlangsung secara berturut-turut, yaitu tahun 1957-1959 sebagai anggota Dewan Nasional, Dewan Penasehat Presiden Soekarno.
   Setelah Indonesia merdeka BM. Diah juga diangkat menjadi duta besar untuk Cekosloakia dan Hongaria. Kemudian dipindahkan ke Inggris lalu ke Thailand untuk jabatan yang sama. Pada 1968 beliau diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi menteri penerangan. Kemudian diangkat menjadi anggota DPR dan anggota DPA.
   Kegiatannya dalam jurnalistik pun terus berlanjut, tahun 1945 memimpin redaksi surat kabar Merdeka dan surat Kabar Indonesia Observer. Tahun 1947 ia meliput keadaan Jerman Barat dan Berlin yang baru kalah perang. Tahun 1949 (Juli-November) sering mengadakan wawancara dengan pemimpin-pemimpin dunia mengenai politik diantaranya; Presiden Najib dari Mesir, Perdana Menteri dari Nehru dari India, Perdana Menteri Chou En Lai dari Cina, Perdana Menteri Margereth Thacher dari Inggris dan lain-lain.
   Tahun 1954 ia menerbitkan surat kabar bahasa Inggris Indonesia Observer. Tahun 1957 diangkat menjadi komisi pemerintahan untuk menyusun Undang-Undang Pers Indonesia. Tahun 1971-1973 menjadi ketua PWI Pusat. Tahun 1974 menjadi anggota ketua dewan pembina PWI-Pusat, tahun 1978-1987 sebagai ketua Harian Dewan Pers Indonesia. Tahun 1987 menjadi anggota panitia penasehat untuk ketua Konferensi Menteri-Menteri Penerangan dari negara-negara Non Blok. Selain itu, ia juga mengadakan wawancara khusus dengan Presiden Michael Garbachev dari USRR mengenai Glasnots dan Perestroika.
   Pada tahun 1975 bersama teman-temannya mendirikan Yayasan 17 Agustus 45 yaitu lembaga yang mempelajari ilmu politik, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi. Tahun 1975-1979 sebagai ketua Komisariat Daerah Persatuan Perhotelan dan Restoran Republik Indonesia (PHRI). Karya tulisnya yang sudah dibukukan, yaituAngkatan Baru 1945 terbitan tahun 1983, Meluruskan Sejarah terbitan 1984, dan Mahkota Bagi Seorang Wartawan terbitan 1988. Sehubungan dengan pengabdiannya terhadap pemerintah Republik Indonesia, memperoleh penghargaan berupa bintang Mahaputra kelas III, bintang negara Hongaria dan Ethiopia.
   Pada usia tuanya beliau mendirikan sebuah hotel di Jakarta, Hyatt Aryadutta , ditempat yang dulunya merupakan rumah orang tua Herawati (istrinya). Jabatan terakhir yang dipegangnya adalah sebagai presiden direktur PT.Masa Merdeka , dan wakil pemimpin PT.Hotel Prapatan Jakarta.
Penghargaan yang diperolehnya atas jasa-jasanya bagi negara yaitu :
1.      Bintang Mahaputra Utama dari presiden Soeharto (10 Mei 1978)
2.      Piagam penghargaan dan Medali perjuangan angkatan ‘45 dari Dewan Harian Nasional angkatan ‘45 (17 Agustus 1945)
3.      Bintang Mahaputra kelas III
4.       Bintang negara Hongaria dan Ethiopia.

Keteladanan :
   Bagian kecil dari pahlawan yang bergerak di bidang pers. Banyak pemikiranya yang di bidang pers yang bermanfaat bagi negeri ini. Surat kabar yang yang beliau tulis banyak berjasa menyiarkan berita-berita sekitar perjuangan bangsa dan negara, khususnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dari tangan B.M Diah pula lahir coretan-coretan sejarah bangsa, karena selain sangat dekat dengan Soekarno, beliau adalah wartawan yang ikut terlibat dalam perumusan naskah proklamasi.
   Harian Merdeka yang didirikannya dengan kekhasannya; kop warna merah darah memang tidak dapat dilepaskan dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agusrus 1945. Terbitnya hanya satu setengah bulan setelah bangsa Indonesia menyatakan merdeka. Terbit saat bangsa Indonesia tengah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan NKRI.
   B.M Diah adalah generasi tiga zaman yang menunjukkkan dalam cita-cita dan perilakuknya, suatu garis yang konsisten dan konsekuen untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
   Harian Merdeka bergabung dengan Soekarnodan semua partai politik melawan Sjahrir dan kawan-kawan, kaum sosialis, golongan Borjuis dan para pihak yang bekerjasama dengan Belanda. Pada tanun 1947 saat Perjanjian Linggarjati bersatudengan PNI dan Masyumi melawan Partai Sosialis dan PKI.
   Kesigapan dan kepekaannya dalam melihat situasi sesaat setelah teks proklamasi diketik dan naskah proklamasi yang asli dibuang begitu saja, maka beliau dengan segera mengambil dan menyimpannya. Merupakan suatu hal yang luar biasa dan patut diteladani generasi muda untuk jeli dalam menghadapi berbagai kesempatan yang ada.






Anggota Kelompok 6:
Safitri Anis Setya P (29)
Wida Nurani A (33)





1 komentar:

  1. Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com

    Keunggulan dari smsqq adalah
    *Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
    *Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
    *Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
    *Bonus Setiap Hari Dibagikan
    *Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
    *Bonus referral 10% + 10%
    *Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
    *Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )

    Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66

    Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com


    bosku minat daftar langsung aja bosku^^

    BalasHapus