Dampak Positif Pendudukan Jepang
di Indonesia
A. Politik :
·
Melarang
penggunaan bahasa Belanda.
·
Dibentuknya
BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah
ide Pancasila.
·
Memberi
kesempatan kepada bangsa Indonsia untuk turut mengambil bagian dalam
pemerintahan negara. Untuk itu pada tanggal 5 September 1943, Jepang membentuk
Badan Pertimbangan Karesidenan (Syu Sangi Kai) dan Badan Pertimbangan Kota
Praja Istimewa (Syi Sangi In). Banyak orang Indonesia yang menduduki
jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan.
·
Mendukung
semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat
nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya
perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
B. Ekonomi :
·
Didirikannya
kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
·
Diperkenalkan
suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan
bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
pangan.
C. Budaya :
·
Jepang
telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk meng-gunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi, bahasa penulisan dan
sebagainya. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam
toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa
Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda
dilarang beredar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran utama,
sedangkan bahasa Jepang dijadikan sebagai bahasa wajib. Dengan semakin
meluasnya penggunaan bahasa Indonesia, komunikasi antarsuku di Indonesia
semakin intensif yang pada akhirnya semakin merekatkan keinginan untuk merdeka.
Pada 1 April 1943 dibangun pusat kebudayaan di Jakarta, yang bernama “Keimin
Bunka Shidoso”.
·
Pada
tanggal 20 Oktober 1943 atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia didirikanlah
Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah menentukan
terminologi, yaitu istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa
normatif dan menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia. Berdirinya
Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia itu pada akhirnya berhasil mengkodifikasi
7.000 istilah bahasa Indonesia modern (saat itu).
·
Jepang
mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di
Jakarta. Fungsi lembaga ini mewadahi aktivitas budayawan Indonesia.
·
Jepang
membentuk Persatuan Aktris Film Indonesia (Persafi). Persafi mendorong
artis-artis profesional dan amatir Indonesia bereksperimen dengan mementaskan
lakon-lakon terjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia. Sandiwara, sebagai
salah satu bentuk seni peran, juga berkembang di bawah pendudukan Jepang karena
sebelum Perang Pasifik, pertunjukan sandiwara hampir tidak dikenal di
Indonesia.
·
Mendirikan
sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
·
Dalam
pendidikan dikenalkannya sistem Nippon sentris dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.
D. Militer :
·
Jepang
dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi
kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal
untuk berperang.
·
Peninggalan
peralatan militer dan infrastruktur perang yang digunakan oleh Jepang dapat
digunakan sebagai modal untuk mempertahankan kemerdekaan. Setelah Jepang
menyerah terhadap sekutu, banyak tangsi-tangsi dan peralatan militer Jepang
yang dikuasai oleh pejuang Indonesia.
E. Sosial :
·
Munculnya
sikap persatuan untuk mengusir penjajahan
·
Sejak
pendudukan Jepang, tradisi kerja bakti secara massal melalui kinrohosi/ tradisi
kebaktian di dalam masyarakat Indonesia juga berkembang. Adanya tradisi
kebaktian, kerja keras dan ulet dalam mengerjakan tugas.
·
Bangsa
Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang yang
menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga dirinya.
·
Pembentukan
strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau
Tonarigumi.
Dampak Negatif Pendudukan Jepang
di Indonesia
A. Politik :
·
Kegiatan
politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.
·
Melarang
semua jenis kegiatan rapat dan kegiatan politik.
B. Ekonomi :
·
Banyak
militer Jepang yang mengambil secara paksa makanan, pakaian, dan perbekalan
lainnya dari rakyat Indonesia secara paksa dan tanpa kompensasi.
·
Eksploitasi
sumber daya alam untuk kepentingan perang Jepang.
·
Krisis
ekonomi yang sangat parah. Hal ini dikarenakan dengan Disalurkannya uang
pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
·
Akibat
dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah.
·
Kegiatan
ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya
alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang.
Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting.
Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan
difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan
produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
·
Jepang
menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran
yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan
peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah
meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan
sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena
tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula,
pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan
merusak tanah.
·
Menerapkan
sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan
menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan
dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat
baik fisik maupun material.
C. Budaya :
·
Pelarangan
terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan
yang lebih tinggi terasa mustahil.
·
Banyak
guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
·
Adanya
pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang agar masyarakat Indonesia
terbiasa melakukan penghormatan kepada Tenno ( Kaisar) yang dipercayai sebagai
keturunan dewa matahari ( Omiterasi Omikami). Sistem penghormatan kepada kaisar
dengan cara membungkukkan badan menghadap Tenno, disebut dengan Seikeirei.
Penghormatan Seikerei ini, biasanya diikuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang ( kimigayo).
D. Militer :
·
Pelanggaran
HAM. Karena militer Jepang akan menghukum dengan Keras orang-orang yang
menentang Jepang.
E. Sosial :
·
Pada
masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjalani romusha. Mereka
dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Pengerahan tenaga kerja
secara paksa dengan kondisi yang sangat menyedihkan untuk membangun
infrastruktur perang Jepang.
·
Terjadinya
perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan
sebagai wanita penghibur bagi militer Jepang.
·
Pembatasan
pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan
Jepang.
·
Terjadinya
kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan
lain-lain.
Disusun Oleh:
1.
Farida
Kurniasari (09)
2.
Galih Tama
Ramadhani (10)
3.
Gradia Optisela (12)
4.
Hernandi
Rismawan (14)
5.
Imam Muslimah (15)
6.
Safitri Anis Setya
Panarima (29)
7.
Umi Salamah
Assa’adah (31)